Jepretan foto dengan tampilan HDR yang diambil di dalam Mesjid Istiqlal Jakarta yang cahayanya tidak terlalu terang, kamera diarahkan ke atas untuk nangkep detail memukau langit-langit.
Jepretan foto diatas lebih sulit daripada kelihatannya karena: sebagian besar bangunan yang memiliki langit-langit layak dipotret justru melarang penggunaan tripod; dan walaupun Teman-teman bisa gunakan tripod, tetap aja nggak mudah menyetel tripod dengan kamera yang membidik lurus ke atas.
BTW, ini lokasi pemotretan … klik disini ya …
Cara yang saya lakukan adalah pura-pura tidur, seperti kebanyakan orang ketika sholat jum’at selesai. Tiap orang sibuk dengan tidur-tidurannya dan pegang ponsel masing-masing, jadi nggak usah khawatir Bro ketika bidik kamera Canon EOS 5D Mark III ke arah atas sambil tidur-tiduran.
Jepret tanpa tripod di dalam mesjid yang kurang terang berarti harus menaikkan sedikit ISO. Kalau tidak, salah satu atau beberapa frame Teman2 akan buram (kalau Teman2 ingin menjadikannya foto HDR). Selain itu, Teman2 juga nggak akan bisa di f/22 kalau kondisinya agak gelap, jadi gunakan angka diafragma yang rendah (f/8).
Untuk nangkep permukaan yang luas seperti ini, saya menggunakan lensa lebar 16-35mm, tapi Teman2 bisa peroleh imaji yang hampir serupa dengan lensa fisheye untuk dapatkan pandangan yang lebih luas lagi. The problem is … bukanlah seberapa lebar lensanya, tapi bagaimana membuat lensa itu tidak goyang saat Teman2 jepret subjek.